Jumat, 06 April 2012

Kalimat Langsung dan Tak Langsung


KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
A. Kalimat Langsung

  1.    Pengertian Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan atau ujaran orang lain, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk dari kalimat langsung dapat berupa kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, ataupun kalimat seru.[1]
Kalimat langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.[2]
  1. Tata Penulisan Kalimat Langsung
a.       Kalimat langsung ditulis di antara tanda kutip (“…”).
b.      Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
c.       Tanda kutip penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
d.      Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
e.       Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
f.       Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
  1. Ciri-ciri Kalimat Langsung
a.       Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
b.      Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
c.       Berkemungkinan susunan :
Ø  pengiring/kutipan
Ø  kutipan/pengiring
Ø  kutipan/pengiring/kutipan
d.      Penulisan huruf awal kutipan dengan huruf kapital pada susunan cara ke-1, ke-2, dan kutipan pertama cara ke-3.
e.       Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
 Contoh :
1)      Ayah menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Bapak!” (pengiring/ kutipan).
2)      “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap. (kutipan/pengiring).
3)      “Siapakah biang keladi bom Bali itu?” tanya wartawan kepada  Kadispen Polri. (kutipan/pengiring).
4)      “Kak, kau dipanggil Ibu” kata Lilis, “disuruh makan.” (kutipan/ pengiring/ kutipan).[3]


 B. Kalimat Tak Langsung
  1. Pengertian Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat berita. [4]
Kalimat tak langsung merupakan ragam kalimat berita yang menyatakan peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang susunannya diubah oleh pembicara, tidak mengucapkan kembali kalimat seperti sumber tersebut.[5]
  1. Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung
a.       Tidak bertanda petik.
b.      Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c.       Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
Ø  kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
Ø  kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
Ø  kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d.      Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e.       Bagian kutipan semuanya  berbentuk kalimat berita.

Contoh :
a.       Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantornya.
b.      Polisi menggertak tiga orang  pencopet yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
c.       Wartawan bertanya kepada Kadispen Polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom Bali itu.
d.      Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ibu untuk makan.[6]
C. Perbedaan Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung
Untuk mengetahui perbedaan kalimat langsung dan kalimat tak langsung, perhatikan tabel berikut ini[7]:
Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip tidak mengalami perubahan
Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip mengalami perubahan
Tetap, tidak berkata tugas
Berkata tugas, seperti bahwa, sebab, untuk, supaya, dan sebagainya.
Kalimat yang diberi tanda petik bisa berbentuk kalimat berita, tanya, atau perintah
Hanya berbentuk berita
D. Kalimat Langsung dan Tak Langsung dalam Karangan
Kalimat langsung dan tak langsung dapat dijumpai hampir dalam berbagai jenis karangan, baik fiksi maupun nonfiksi.
Dalam tulisan fiksi seperti cerpen, penggunaan kedua jenis kalimat tersebut hampir berimbang. Pengarang biasanya memvariasikan secara bergantian.
Contoh:
Aku lega. Tapi mataku lelah. Istriku mengomentari kehebatan Rambo sambil menyeretku ke kemar.
“Mas ... tetangga kita sudah punya home teater lho.”
“Hmmm ... “ aku terjengah
“Ada baiknya kita beli juga. Sekalian dipasangi televisi kabel. Filmnya bagus-bagus. Apalagi film malamnya, katanya asyiiik.”
Sambil meninggalkan ruang tengah mataku melotot ke arah Si Mata Satu.
Si Mata Satu karya Mahpudi.
Kalimat langsung dalam kutipan cerpen di atas ditandai oleh pemakaian tanda petik (“.....”). Kalimat mendeskripsikan adegan dialog. Para tokoh dibiarkan berbicara apa adanya, tanpa campur tangan pihak pengarang.
Sementara itu, kalimat tak langsung merupakan bentuk pembicaraan yang diwakilkannya. Pada kalimat, “Istriku mengomentari kehebatan Rambo.....” tokoh aku berperan sebagai wakil. Dia berperan sebagai pencerita atas komentar istrinya mengenai kehebatan Rambo.
Pemakaian kalimat langsung dan tak langsung dijumpai pula dalam tulisan nonfiksi. Dalam penyampaian berita misalnya, kedua kalimat tersebut sering pula digunakan secara bergantian.
Kadispen Polda Metro Superintendant, Nur Usman menyatakan, Tiga tim Gegana yang diterjunkan memperkirakan ledakan berasal dari bom yang ditaruh di mobil. (1)
“Ledakannya cukup kuat. Jenis bomnya masih dalam penyelidikan Puslabfor Polri.” (2)
Keterangan :
  1. Kalimat (1) pada cuplikan di atas merupakan bentuk kalimat tak langsung. Kalimat (2) merupakan kalimat langsung.
  2. Kalimat (1) bersifat menceritakan kembali (analitis). Wartawan sebagai pihak ketiga yang lebih berperan. Ia mewakili Superintendant Nur Usman sebagai orang pertama.
Kalimat (2) bersifat dialogis, menyatakan sejelas-jelasnya dengan cara membiarkan orang pertama untuk berbicara, tanpa adanya campur tangan atau perwakilan.[8]


PENUTUP

Dari pembahasan makalah di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan atau ujaran orang lain, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk dari kalimat langsung dapat berupa kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, ataupun kalimat seru.
Contoh:
“Apakah gurumu baik?” tanya Anton.
“Jangan mendekat,” bentak penjahat itu.
  1. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh:
Mereka menyatakan bahwa persediaan beras sudah habis.
Kami tidak tahu alasannya kami dilarang masuk.


DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Marlina dan Euis Honiatri. 2004. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia.
 “Kalimat Langsung dan Tak Langsung,” http://basindomd.blogspot.com/2008/10/kalimat-langsung-dan-tak-langsung.html (akses 1 Maret 2012)
“Kalimat Langsung dan Tak Langsung,” http://budicrue.multiply.com/journal/item/17   (akses 1 Maret 2012)



[1]  “Kalimat Langsung dan Tak Langsung,” http://basindomd.blogspot.com/2008/10/kalimat-langsung-dan-tak-langsung.html (akses 1 Maret 2012)
[3] “Kalimat Langsung dan Tak Langsung,” http://budicrue.multiply.com/journal/item/17   (akses 1 Maret 2012)
[4] Marlina Wijaya dan Euis Honiatri, Intisari Tata Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004), hal. 151
[6] “Kalimat Langsung dan Tak Langsung,” http://budicrue.multiply.com/journal/item/17 (akses 1 Maret 2012)
[7] Marlina Wijaya dan Euis Honiatri, Op.Cit., hal. 151-152
[8] Ibid., hal. 152-154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar